MAN IC Bengkulu Tengah Kampus: Prestasi, Mandiri dan Islami
Related Articles
Renah Lebar, Sebagai salah satu upaya mewujudkan Satuan Pendidikan Aman Bencana, MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah selama tiga hari Sabtu-Senin/ 11-13 Maret 2023 melaksanakan kegiatan simulasi mitigasi bencana. Mitigas merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Kegiatan ini didahului dengan pengenalan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) oleh narasumber dari Muhammadiyah Disater Management Center (MDMC) Bengkulu. Bersama MDMC, peserta kegiatan yang merupakan perwakilan pengurus OS, MPS, PIK-R, Pramuka dan PMR dilibatkan secara aktif oleh narasumber untuk melakukan analisis ancaman, analisis kerentanan, analisis kapasitas dan pembuatan prosedur tetap dan pembentuak tim siaga, dengan tujuan saat simulasi semua peserta sudah memahami masing-masing peran sesuai Protap yang telah disusun.
Ketua Panitia yang juga guru BK MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah ketika ditemui tim Humas memaparkan bahwa kegiatan simulasi mitigasi bencana ini menjadi sangat perlu dilakukan karena Provinsi Bengkulu merupakan salah satu daerah rawan bencana. “Bengkulu merupakan salah satu daerah rawan bencana, baik banjir, gempa bumi maupun tanah langsor. Oleh karena itu siswa dan warga sekolah lainnya perlu mendapatkan pemahaman yang benar terkait bagaimana seharusnya meminimalisasi jatuhnya korban saat terjadi bencana. Mewakili pimpinan madrasah saya mengucapkan terima kasih kepada Mas Agus dan tim relawan yang telah bersedia menjadi narasumber dan memfasilitasi kegiatan simulasi ini ” Ujar guru yang sering disapa Pak IH ini dengan ramah.
Sementara itu kepala MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah Imam Ghozali saat ditemui tim Humas mengungkapkan bahwa simulasi mitigasi bencana ini merupakan kegiatan dalam rangka mewujudkan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). “Selaku pimpinan madrasah saya mengucapkan terima kasih kepada panitia, seluruh guru, karyawan dan siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan ini. Juga kepada tim MDMC yang telah memfasilitasi kegiatan ini dengan baik”
Rangkaian kegiatan ini diakhiri dengan simulasi mitigasi bencana di asrama dan madrasah yang diikuti oleh seluruh siswa dan warga madrasah. Simulasi ini disusun sedemikian rupa sesuai dengan analisis dan protap agar ketika terjadi bencana sesungguhnya semua warga sekolah mampu mengadapai dengan tenang dan dapat bertindak sesuai dengan prosedur keselamatan. Saat diwawancarai tim humas, Dyta, (17) salah satu siswa kelas XI IPA 3 mengungkapkan perasaannya mengikuti simulasi mitigasi bencana ini. “Saya dan teman-teman merasa sangat beruntung mendapat pengetahuan dari tim MDMC tentang apa yang harus kami lakukan jika terjadi bencana. Sesungguhnya saat terjadi bencana kita tidak perlu panik. Jika kita telah lebih dulu melakukan analisis, membuat protap dan membentuk tim siaga, dan tahu peran kita masing-masing, kita akan lebih tenang saat terjadi bencana dan dapat meminimalisasi terjadinya korban”. Ungkap dara manis ini ramah. (HUMAS ICBT)
