MAN IC Bengkulu Tengah Kampus: Prestasi, Mandiri dan Islami
Related Articles
Renah Lebar-- Masa uzlah (masa pengasingan) yang telah dijalani selama 40 hari sejak hari pertama siswa-siswi ‘mondok’ di kampus MAN IC Benteng berakhir pada Sabtu (24/08). Tradisi yang dilaksanakan dalam rangka transfer budaya siswa baru Man Cendikia dan adaptasi siswa dari budaya rumahan menuju budaya mandiri yang berlaku di asrama secara benar resmi ditutup oleh Kepala Kanwil Kemenag provinsi Bengkulu dalam gelaran acara penutupan masa uzlah angkatan VIII MAN IC Benteng.
Sebelum menutup secara resmi masa uzlah, Kepala Kanwil berpesan dalam sambutannya bahwa siswa-siswi MAN IC Benteng tidak boleh hanya fokus pada sukses dalam prestasi semata, namun juga harus dibarengi dengan menjadi insan yang cerdas secara akhlak kepada Allah, orang tua, dan sesama khususnya kepada para guru. “Di zaman ini orang pintar itu banyak kita jumpai, tetapi orang yang pintar, hormat dan santun kepada guru dan sesama, tidak banyak kita temukan” ucap Muhammad Abdu.
Kepala MAN IC Benteng dalam sambutannya menegaskan bahwa masa uzlah merupakan tradisi orang-orang sufi dalam rangka untuk memantapkan diri dan meneguhkan hati. Di lingkungan madrasah, masa uzlah melatih keseragaman disiplin siswa dari lintas latar belakang sekolah/madrasah sebelumnya. “Selama masa uzlah siswa mulai dilatih untuk hidup mandiri, sehingga ke depan dapat mempersiapkan diri menjadi pemimpin masa depan yang bermental kuat dan tangguh,” jelas Imam
Dalam kegiatan ini, orang tua yang selama 40 hari terakhir dibatasi komunikasi tatap muka maupun tatap maya diberikan kesempatan untuk hadir dan menyaksikan putra-putrinya tampil di panggung menunjukkan kemajuan yang didapat selama masa uzlah di asrama.
Suasana haru biru menyelimuti seisi gedung PPT komplek kampus MAN IC Benteng seketika para siswa berbaris rapi memasuki gedung dan berjalan menuju panggung untuk menampilkan hafalan Al-Quran dan paduan suara. Pada prosesi sungkem, sang anak dengan wujud bakti lantas bersimpuh sembari membersihkan telapak kaki orang tuanya masing-masing yang membuat seisi ruangan penuh keharuan.(HUMAS ICBT)
